Kamis, 23 Mei 2013

materi fiqih

WAKALAH
A. Pengertian wakalah
Wakalah menurut bahasa artinya penyerahan dan penjagaan, sedangkan menurut istilah yaitu mewakilkan atau menyerahkan pekerjaan kepada orang lain agar bertindak atas nama orang yang mewakilkan selama batas waktu yang ditentukan.
Menurut beberapa ulama, arti wakalah bermacam-macam. Berikut adalah pandangan para ulama mengenai wakalah :
a. Menurut Hashbi Ash Shiddieqy, Wakalah adalah akad penyerahan kekuasaan, yang pada akad itu seseorang menunjuk orang lain sebagai penggantinya dalam bertindak (bertasharruf).
b. Menurut Sayyid Sabiq, Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
B. Dasar hukum wakalah
Asal hukum wakalah adalah mubah, tetapi bisa menjadi haram bila yang dikuasakan itu adalah pekerja yang haram atau dilarang oleh agama dan menjadi wajib kalau terpaksa harus   mewakilkan dalam pekerjaan yang dibolehkan oleh agama. Allah SWT. Berfirman:
فَابْعَثُوْاأَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَىالْمَدِيْنَةٍ (الكهف : ١٩ )  
”Maka suruhlah salah seorang diantara kamu ke kota dengan membawa uang perakmu ini”  (QS. Al Kahfi : 19).
Rasulullah SAW. bersabda:
عَنْ أَبِىهُرَيْرَةَقَالَ وَكَّلَنِى رَسُوْلُ اللهِ ص م بِحِفْظٍ زَكَاةٍ رَمَضَانَ وَأَعْطَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُقْبَةَ  بْنِ عَامِرٍ غَنَمًا يَقْسِمُهَا عَلَى صَحَابَتِهِ   (رواه البخارى)                                                          
“Dari Abu Hurairah ra.berkata : “Telah mewakilkan Nabi SAW kepadaku untuk memelihara   zakat fitrah dan beliau telah memberi Uqbah bin Amr seekor kambing agar dibagikan kepada sahabat beliau” (HR. Bukhari).

C. Rukun dan syarat wakalah
a. Orang yang mewakilkan (Al-Muwakkil)
Punya wewenang terhadap urusan itu.
Pemberi kuasa itu sudah cakap bertindak atau mukallaf.
b. Orang yang diwakilkan (Al-Wakil)
Penerima kuasa perlu cakap hukum.
Penerima kuasa mampu menjalankan amanah.
c. Obyek yang diwakilkan
Boleh menguasakan sesuatu yang bersifat ibadah maliyah seperti membayar zakat, sedekah, dan sejenisnya.
Obyek yang akan diwakilkan tidak boleh melanggar Syari’ah Islam.
d. Shighat 
Perjanjian antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa.
Isi berupa pendelegasian dari pemberi kuasa kepada penerima kuasa
Tugas penerima kuasa oleh pemberi kuasa  perlu dijelaskan untuk dan atas pemberi kuasa melakukan sesuatu tindakan tertentu.
D. Habisnya Akad Wakalah
1. Salah satu pihak meninggal dunia
2. Jika salah satu pihak menjadi gila
3. Pemutusan dilakukan orang yang mewakilkan dan diketahui oleh orang yang diberi wewenang
4. Pemberi kuasa keluar dari status kepemilikannya.
E. Hikmah wakalah
a.    Dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat sebab tidak semua orang mempunyai   kemampuan dapat menyelesaikan pekerjaan tertentu dengan sebaik-baiknya. Misalnya tidak setiap orang yang qurban hewan dapat menyembelih hewan qurbannya, tidak semua orang dapat belanja sendiri dan lain-lain.
b.   Saling tolong menolong diantara sesama manusia. Sebab semua manusia membutuhkan bantuan orang lain.
c.    Timbulnya saling percaya mempercayai diantara sesama manusia. Memberikan kuasa pada orang lain merupakan bukti adanya kepercayaan pada pihak lain.


SHULHU
A. Pengertian shulhu
Sulhu menurut bahasa artinya damai, sedangkan menurut istilah yaitu perjanjian perdamaian diantara dua pihak yang berselisih. Sulhu dapat juga diartikan perjanjian untuk menghilangkan dendam, persengketaan atau permusuhan (memperbaiki hubungan kembali).
B. Dasar hukum shulhu
Hukum shulhu yaitu wajib, sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau perintah Allah SWT dalam Al-qur’an :
إِنَّمَاالْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوْابَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوْااللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (Qs. Al Hujurat : 10).

C. Rukun shulhu
a. Musalih, yaitu masing-masing pihak yang melakukan akad perdamaian untuk meng¬hilangkan permusuhan atau sengketa.
b. Musalih ‘anhu, yaitu persoalan-persoalan yang diperselisihkan atau disengketakan.
c. Musalih ‘alaih, adalah hal-hal yang dilakukan oleh salah satu pihak terhadap lawannya untuk memutuskan perselisihan. Hal ini dlsebut Juga dengan badal as-sulhu.
d. Sigat ijab dan qabul di antara dua pihak yang melakukan akad perdamaian.
D. Syarat shulhu
  Lihat lks hal 47
E. Macam-macam shulhu
Dari segi orang yang berdamai, shulhu dibagi menjadi 5 :
1. Perdamaian antar sesama muslim
2. Perdamaian antar sesama muslim dengan non muslim
3. Perdamaian antar sesama Imam dengan kaum bughat (Pemberontak yang tidak mau tunduk kepada imam).
4. Perdamaian antara suami istri.
5. Perdamaian dalam urusan muamalah dan lain-lain.
F. Hikmah shulhu
1. Dapat menyelesaikan perselisihan dengan sebaik-baiknya. Bila mungkin tanpa campur tangan pihak lain.
2. Dapat meningkatkan rasa ukhuwah / persaudaraan sesama  manusia.
3. Dapat menghilangkan rasa dendam, angkara murka dan perselisihan diantara sesama.
4. Menjunjung tinggi derajat dan martabat manusia untuk mewujudkan keadilan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar